g36_belajarasyik menulis puisi dengan teknik akrostik Baca juga: Resep dari Gus Muwafiq Agar Menjadi Santri Sakti Masa Kini Nah, kalau mungkin pernah baca cerita tentang “surat sakti” Gus Dur, maka kali ini saya akan menceritakan tentang “Surat Nggak Sakti”nya Gus Dur Nah, kalau mungkin pernah baca cerita tentang “surat sakti” Gus
GusMaksum mengaku saat itu tidak merasa sakit. Namun ia mengatakan, jika dalam keadaan biasa (tidak ada bahaya), jangankan dibacok dengan pisau kecil, dicubit pun kulitnya berdarah. Kompromi antara pendapat yang mengatakan ilmu kebal itu dapat dicoba setiap saat dan pendapat yang menolaknya adalah : Ilmu kebal dapat dicoba jika hatinya
A Latar Belakang. Di tengah-tengah situasi reformasi yang menghendaki dilakukannya penataan ulang terhadap berbagai masalah ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya, sangat dibutuhkan adanya pemikiran-pemikiran kreatif, inovatif dan solutif. K.H.Abdurrahman Wahid yang lebih akrab dipanggil gusdur termasuk tokoh yang
GusMaksum sejak kecil menimba ilmu kepada banyak kiai di berbagai daerah. Beliau tidak hanya mengaji dan sekolah pada umumnya, namun beliau juga belajar ilmu-ilmu kanuragan kepada para ahli ilmu pencak silat. Salah satu dari guru beliau adalah Ahmad Fathoni (Pendekar dari Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat) seorang ahli ilmu pencak aliran
Suatuketika, KH Ali Maksum (Allah yarham), pengasuh Pesantren Krapyak Yogyakarta tengah menyampaikan ceramah pada sebuah acara peringatan haul. Kekuatan yang diperlihatkan KH Ali Maksum, bukanlah kekuatan kebal menerima pukulan linggis, melainkan kekuatan meredam amarah dan kebencian kepada sang pelaku. (Gus Mus). (Ajie Najmuddin
Artinya beliau ingin mendapat ilmu laduni. Sudah demikian banyak makam keramat yang beliau datangi, namun kesemuanya memberikan jawaban kalau ingin alim harus belajar dulu. Jawaban tersebut mengecewakan Mbah Ma’roef. Lha wong ingin dapat ilmu tanpa harus belajar kok disuruh belajar. Terakhir, beliau riyadhah di makam yang berada di Bujuk
PendidikanGus Maksum. Gus Maksum sejak kecil belajar dengan orang tuanya, yaitu KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Gus Maksum memperoleh banyak pengetahuan dari orang tuanya, termasuk ilmu agama. Ia dididik dengan pengawasan yang sangat ketat. Sampai-sampai, setiap jam 01.00 WIB dini hari, ia selalu dibangunkan oleh ayahnya untuk mengambil wudhu
GusMaksum juga disebut sebut kebal terhadap santet. Sudah tidak terhitung banyaknya dukun santet yang pernah dihadapi. Sejak kecil Gus Maksum sudah terbiasa menghadapi berbagai macam-macam aliran ilmu santet. Beliau juga tidak segan-segan untuk menantang para dukun santet secara terang-terangan.
Blogini membahas mengenai Amalan, do'a, serta penangkal ilmu-ilmu tertentu,kajian mengenai mantra-mantra dan lain sebagainya. ilmu kejawen, islam kejawen, mantra guna, amalan sakti, amalan dan doa. Top Ads. Submenu. HOME; SOSIAL; Nuansa ISLAMI; Kumpulan Do"a ; Label Links. Life Style. Adab dalam Islam;
Ceritatentang bagaimana Kyai Ali Maksum mengenal, mendidik, Pemerkosaan Dukun Cabul Skandal Bandung Bokepvid kualitas HD 3gp mp4 streaming bokep online download gratis Nonton Pemerkosaan Dukun Cabul Skandal Bandung Beliau memiliki segudang ilmu simpanan, diantarannya adalah ajian “Sampar Angin Beliau memiliki segudang ilmu simpanan
GusMaksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, beliau adalah salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil beliau belajar kepada
Dikalanganmasyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong (konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum), punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya.
GusMaksum merupakan salah satu Kiai asal Kediri yang sangat terkenal kesaktiannnya. Berikut biografi Gus Maksum pendiri Pagar Nusa. Amalan Gus Maksum yang Diyakini Mampu Kebal Pukulan; Makam Gus Maksum, Kiai Sakti Asal Lirboyo Kediri; Terkini. Inilah Buah yang Harus Dikonsumsi Bagi Pencari Ilmu, Kata Ustadz Adi Hidayat Sabtu, 18
Disetiap medan laga (dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung) tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa.
kebalsenjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga (dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung) tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu
s1fiOdj. Mengenal Gus Maksum dan Kedigdayaannya Ilustrasi/Istimewa Jakarta – KH. Maksum Jauhari Gus Maksum ialah kiai kharismatik yang mengusai “ilmu-ilmu kesaktian” di dalam tradisi Maksum Jauhari diakui banyak kalangan NU sebagai pendekar, sebagaimana KH. Abdullah Abbas Cirebon yang dikenal Khalik Ridwan dalam buku “Ensiklopedia Khittah NU Jilid 4” menjelaskan pesantren dulunya tidak hanya mengajarkan ilmu agama, dalam pengertian formal-akademis seperti sekarang ini, semisal ilmu tafsir, fikih, tasawuf, nahwu, sharaf, sejarah Islam, dan pesantren juga berfungsi sebagai padepokan, tempat para santri belajar ilmu kanuragan dan kebatinan agar kelak menjadi pendakwah yang tangguh, tegar, dan tahan uji.“Pesantren dulu tidak hanya mengajarkan tentang ilmu agama namun juga mengajarkan ilmu-ilmu kedigdayaan,” ungkap Nur Khalik, dikutip Rabu 09/11.Tak mengherankan, selain alim, para kiai jaman dulu juga terkenal sakti. Mereka adalah pendekar pilih tanding. Dalam perkembangannya, ilmu bela diri di lingkungan pesantren mulai Nur Khalik, ada dua sebab. Pertama, berkembangnya sistem klasikal dengan materi yang padat, ditambah euforia pembentukan standar pendidikan nasional membuat definisi pesantren kian perkembangan ajaran pemurnian yang menganggap ilmu-ilmu sejenis itu sebagai syirik. Dan hal itu kurang mendapat perlawanan dari kiai-kiai NU.“Dari situlah kemudian ada upaya sebagian kiai, termasuk Gus Maksum untuk mengembangkan tradisi itu dan diwadahi dalam NU,” informasi, Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada 8 Agustus 1944. Ayahnya KH. Abdullah Jauhari dan ibu Siti Maksum adalah salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo, KH Manaf Abdul Karim. []
KEDIRI – Kiai Haji Maksum Jauhari adalah legenda di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri. Selain mengajar ilmu agama, Gus Maksum juga dikenal sebagai pendekar pilih tanding di tanah air. Meski jasadnya telah wafat pada tanggal 21 Januari 2003 silam, nama Gus Maksum masih disebut banyak orang hingga sekarang. Gus Maksum adalah ikon kejayaan ilmu bela diri santri Pondok Pesantren Lirboyo. Ajang pertarungan silat Pencak Dor menjadi salah satu monumen kenangan yang ditinggalkan Gus Maksum semasa hidupnya. Gus Maksum adalah putra dari Kiai Haji Abdullah Jauhari di Kanigoro Kediri. Usai menyelesaikan pendidikan dasar di SD Kanigoro, Gus Maksum melanjutkan pendidikan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo. Selebihnya sisa masa mudanya dihabiskan untuk berkeliling dari kota ke kota mencari ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan, dan kejadukan. Salah satu tempat yang menjadi jujukan Gus Maksum belajar ilmu silat adalah Ahmad Fathoni, seorang pendekar di Rengas Dengklok, Karawang, Jawa Barat, yang beraliran Cikaret dan Cikalong. Di luar itu, Gus Maksum juga berburu ilmu kepada sejumlah kiai di Kediri, Blitar, dan Cirebon. baca ini Kuburan Dempul Lirboyo, Tempat Perjanjian Mbah Sholeh Dengan Jin Badrul Huda Zainal Abidin atau Gus Bidin, keponakan Gus Maksum yang disebut-sebut mewarisi ilmu silat pamannya, menyebut jika Gus Maksum adalah pendekar yang tak memiliki lawan di masanya. Rambutnya yang dibiarkan gondrong menjadi ciri khas Gus Maksum hingga dijuluki pendekar si rambut api. “Konon rambut beliau bisa menjadi api,” kata Gus Bidin. Media massa nasional kala itu pernah menulis pernyataan Gus Maksum yang menantang semua dukun santet untuk menyantet dirinya. Dan beberapa santri menyebut upaya penyantetan kepada Gus Maksum selalu gagal. Segala macam ilmu hitam tak akan mempan kepada dirinya. Hingga kini Gus Bidin masih menempati rumah kediaman Gus Maksum, tepat di depan masjid lama Ponpes Lirboyo. Rumah itu tak banyak mengalami perubahan wajah selain penambahan beberapa ruang di belakang. Selain itu, keberadaan monyet-monyet yang dulu menempati halaman depan rumah Gus Maksum juga sudah tidak tampak. Penumpasan PKI Di era penumpasan Partai Komunis Indonesia di wilayah Kediri dan sekitarnya, nama Gus Maksum berada di urutan teratas. Selain membela pesantren dan Nahdlatul Ulama yang menjadi musuh idiologis PKI, Gus Maksum punya alasan khusus untuk mengangkat senjata dalam penumpasan itu. Pondok pesantren milik ayahnya di Kanigoro Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri pernah diserbu oleh massa PKI. Bahkan di masjid pondok yang tengah dipergunakan kegiatan oleh aktivis Islam yang tergabung dalam Pelajar Islam Indonesia PPI. Kala itu mereka sedang menggelar kegiatan Mental Training Mantra di Kanigoro. baca ini Hari Pahlawan Kyai Abbas Sulap Biji Kacang Jadi Tentara Menurut Sari Emingahayu dalam Sisi Senyap Politik Bising 2007 84-86, “Kanigoro terkenal sebagai basis PKI.” Kawasan ini penghasil tebu untuk Pabrik Gula Ngadirejo. Buruh tani di sana kebanyakan berafiliasi dengan Barisan Tani Indonesia BTI. Di masa itu, gerakan dan mobilisasi partai politik makin meningkat, baik berupa kampanye maupun pawai. Suatu pagi, usai menjalankan sahur di bulan ramadan, massa PKI tiba-tiba merangsek ke sekitar Masjid KH Abdullah Jauhari. Mereka menyisir perumahan warga untuk mencari peserta PII yang menginap di rumah warga. Sebagian massa menyerbu masjid dan melempar serta menginjak-injak Al Quran. Tak hanya itu, peserta PII dan Kiai Abdullah Jauhari juga diarak menuju kantor polisi sektor. Setelah situasi reda, mereka kembali dipulangkan ke tempat asal. Perilaku massa PKI kepada ayahnya ini menjadi salah satu kemarahan Gus Maksum. Dalam peristiwa penumpasan PKI tersebut, almarhum Kiai Haji Idris Marzuki pernah menyampaikan jika kala dirinya berbagi tugas dengan Gus Maksum. Kiai Idris Marzuki bertanggungjawab atas kelangsungan pendidikan pondok, sedangkan Gus Maksum berperang menumpas PKI dengan dibantu TNI. Kiai Wong Cilik Meski berstatus pengasuh di Pondok Pesantren Lirboyo, Gus Maksum tak pernah memutus jarak dengan masyarakat di luar pondok. Setiap hari tamunya berasal dari berbagai kalangan, mulai pejabat, politisi, hingga masyarakat biasa. Dan hebatnya, Gus Maksum tak pernah memberi perlakuan istimewa kepada tamu-tamu penting. Semua harus antri sesuai kedatangannya. Semasa hidup Gus Maksum juga tak dikenal sebagai kiai pondok. Alih-alih menjaga kewibawaan, Gus Maksum justru kerap keluyuran untuk berinteraksi dengan masyarakat di luar pondok. Setiap kedatangan Gus Maksum seperti karomah bagi siapapun yang dikunjungi untuk mengadukan persoalan sehari-hari. Mulai usaha bangkrut, terlilit hutang, punya musuh, konflik rumah tangga, suami penjudi, dan lain sebagainya berkelindan di tangan Gus Maksum. Beliau juga tak segan meresmikan musholla kecil di dalam gang, meski kala itu pergaulannya sudah di jajaran elit. Kedatangan Gus Maksum selalu dieluk-elukkan masyarakat. Gus Maksum tak hanya menjadi milik pondok Lirboyo, tetapi seluruh lapisan masyarakat yang mengenalnya. Tradisi Pencak Dor Perang tanding antar sesama pesilat adalah salah satu metode pengajaran Gus Maksum kepada santrinya. Untuk menguji tingkat penguasaan jurus yang diajarkan, Gus Maksum meminta mereka untuk perang tanding. “Jadi itu semacam ujian,” kata Gus Bidin. Hingga kini tradisi perang tanding ini masih dipertahankan oleh Gus Bidin sebagai pengajar silat yang menjadi ekstrakurikuler pendidikan pondok Lirboyo. Hanya saja, ajang pencak dor saat ini tak hanya dikhususkan untuk santri, tetapi terbuka lebar untuk masyarakat umum. Semua pendekar pencak bisa naik ke atas gelanggang untuk beradu silat dan saling menjatuhkan. Satu-satunya peraturan yang dibuat penyelenggara pertandingan adalah “ di atas lawan di bawah kawan”. Artinya, tak boleh ada dendam di luar gelanggang meski sebelumnya terlibat adu jotos yang sangat keras. Itulah pencak yang diajarkan Gus Maksum. HTW
Oleh Soe Narwoto Pada sebuah siang bulan September 1994, saya bertandang di Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri. Menemui KH Maksum Jauhari, salah seorang kiai “dukdeng” dari pemimpin pondok ini. Saya sowan ke Gus Maksum, begitu sapaan KH Maksum Jauhari, bukan untuk berguru kanuragan atau nyantri. Saya menemui Gus Maksum, ketua Pagar Nusa perguruan pencak silat NU itu untuk sebuah tugas liputan. Wawancara tentang sejarah pemberontakan PKI Tahun 1965 yang dikenal dengan Gerakan 30 September G-30-S PKI. Koran tempat saya bekerja, dulu hampir setiap tahun pada awal berdirinya, menjelang tanggal 30 September selalu menurunkan liputan tentang sejarah kekejian PKI 1965. Entah sekarang? Mengangkat isu sejarah kelam itu semangatnya; mengingatkan kepada generasi penerus bangsa –khususnya umat muslim– untuk tidak terlena dengan bahaya laten PKI. Partainya memang sudah dibubarkan, tapi fahamnya hingga kini masih tumbuh dengan berbagai rupa di negeri ini. Pemberontakan 1965 yang bertujuan mengubah Pancasila dengan Komunis itu, menurut sejarahnya, yang paling banyak dibantai PKI adalah para kiai dan tokoh Islam. Gus Maksum adalah salah satu kiai yang menjadi korban PKI. Semasih mudanya dia sudah menjadi kiai pilih tanding. Punya karomah dengan memiliki ilmu kebal. Tidak mempan dibacok dan ditembak. “Dukdeng” begitu orang Jawa menyebutnya. Karena itu dia selamat dari pembantaian PKI. Wawancara saya lakukan di rumah kediaman Gus Maksum, yang berada di depan luar Pondok Lirboyo. Persisnya di depan pondok sisi pintu bagian timur. Sebelum bertemu dengannya, saya terlebih dahulu sholat dzuhur di masjid pondok. Apalagi saat saya datang, Gus Maksum masih di masjid. Setelah sholat dzuhur, saya kembali lagi ke rumah Gus Maksum. Menunggu Gus Maksum turun dari masjid. Selain terkenal dukdeng, Gus Maksum berpenampilan nyentrik. Orangnya berperawakan tinggi besar, rambutnya gondrong, dan selalu bersarung dengan kupluk putih haji. Dia juga suka memelihara binatang-binatang langka. Saya melihat di halaman rumah itu penuh kandang binatang seperti trenggiling, ular, dan semacamnya. Namun, yang paling disuka adalah lutung. Gus Maksum sering membawa lutung itu jalan-jalan di sekitar rumahnya dan pondok. Kalau sudah begini dia terlihat seperti “Pendekar dari Goa Hantu”. Menyeramkan. Saya tiba-tiba ndredek sebelum bertemu dengan Gus Maksum. Entah. Mungkin tercekat dengan karomah yang dimiliki itu dan karismanya. Dia memang seorang kiai yang amat disegani dan dukdeng. Saya khawatir dia tidak mau ditemui untuk saya wawancarai. Tapi, dugaan saya keliru. Gus Maksum ternyata sangat ramah dan menghargai tamunya saya yang sudah cukup lama menunggunya. Tidak angker seperti rautnya. “Tamunya sudah diberi makan. Mas wartawan ini tolong disiapkan makan siang,” pinta Gus Maksum kepada cantriknya setelah menemui saya. Cantrik adalah santri yang mengabdi di rumahnya. Tak begitu lama suguhan makan sudah siap dipersiapkan. “Manggo mas, dahar dulu,” ajak Gus Maksum kepada saya. Saya pun segera memenuhi permintaannya. Kebetulan perut sudah lapar. Setelah saya mengambil sajian makan siang Gus Maksum kemudian mengikuti. “Waduh niki kula ndisiki waduh ini saya mendahului,” ujar saya dengan rasa sungkan. “Mboten napa-napa, tamu kan wajib dihormati. Kedah didisikaken. Napa malih niki tamune wartawan,” kelakarnya dengan tersenyum teduh. Hati saya senang sekaligus bangga dengan Gus Maksum. Senang karena bisa bertemu dengannya. Setidaknya, bisa memenuhi wasiat ibu saya yang memerintahkan saya untuk suka mendekati kiai. Biar hidup beragama dan penuh berkah. Wasiat ini dilontarkan ketika saya mbanggel, menolak nyantri di Pondok Langitan dan lari ke Madiun untuk melanjutkan sekolah umum setelah lulus SD. Padahal, tradisi orang tua di Tuban saat itu sangat senang dan bangga jika anaknya nyantri, apalagi di Pondok Langitan. Lebih bangga lagi bertemu dengan Gus Maksum karena disambut dengan penuh keramahan. Diajak makan berdua dengan sesekali dihiasi guyonan khas kiai NU. Setelah makan, Gus Maksum pun menyilakan apa yang saya butuhkan. Wawancara tentang kisahnya yang lolos dari pembantaian PKI pada tahun 1965. Aksi itu, katanya, terjadi ketika dia baru selesai sholat Isyak di Masjid Desa Kanigoro Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri. “Saat turun dari masjid itu ada belasan pemuda PKI yang mencegat saya dan langsung menyerang. Membacok tubuh saya. Tapi sabetan pedang dan clurit itu tidak mempan. Melihat ini gerombolan pemuda PKI itu berlarian,” ujar Gus Maksum. Sejak itulah para pemuda NU berguru silat dan ilmu kekebalan kepada Gus Maksum, yang kemudian menjadi cikal bakal dari Perguruan Pencak Silat Pagar Nusa. “Jenengan niki wartawan, kedahe nggih gadah ilmu kanuragan. Nek ngersake kula paringi amalane,” kata Gus Maksum. Tapi, tawaran Gus Maksum itu saya tolak dengan halus. Biar tak menyinggung niat baiknya. Dan, saya takut kalau memiliki ilmu kekebalan itu nantinya malah menjadi sombong. Adigang adigung, bisa malah banyak musuh. Saya tidak suka itu. “Mas wartawan, sampean ini gimana sih. Ditawari ilmu kekebalan Gus Maksum kok ditolak. Padahal, banyak lho santri dan pemuda datang meminta-minta ilmu kekebalan itu jarang diberi oleh Gus Maksum. Lha jenengan ini diberi kok malah ditolak. Aneh,” ucap cantrik Gus Maksum ketika saya hendak meninggalkan pondok. Kini, ketika ada riuh muncul isu PKI jadi ingat almarhum Gus Maksum. Khususon kagem almarhum, Alfatehah…*
Navigasi pos Beberapa waktu yang lalu saya menyempatkan diri untuk refreshing dengan jalan-jalan untuk menyegarkan badan dan pikiran dari kepenatan pekerjaan. Dalam refreshing tersebut saya sempat mampir di sebuah kios yang menjual berbagai macam majalah, tabloid, koran dan surat kabar. Kemudian saya mengambil sebuah majalah yang berisikan tentang dunia ghaib/gaib, misteri, supranatural, parapsikologi, metafisika, mistis, tenaga dalam dan okultisme/occultism. Iseng-iseng saya buka halaman demi halaman majalah tersebut. Isinya selain cerita misteri juga iklan-iklan perguruan ilmu hikmah dan paranormal dengan berbagai macam gelar dan predikat. Iklan-iklan tersebut menawarkan benda-benda bertuah dan berbagai keilmuan yang salah satunya adalah ilmu hikmah instan. Dimana dengan ilmu hikmah instan tersebut seseorang akan bisa menguasai ilmu terawangan, ilmu kebal, ilmu pengasihan dan masih banyak macam ilmu kesaktian lainnya yang berkaitan dengan ilmu hikmah. Dimana iklan-iklan sejenis juga bisa ditemui di berbagai media yang berisikan sama seperti di tabloid, koran, surat kabar maupun di internet. Dengan melihat dan membaca iklan-iklan yang terpasang di majalah tersebut saya seperti kembali ke masa 30 tahun yang lalu pada saat saya masih suka berburu dan belajar ilmu-ilmu seperti yang ada di dalam iklan tersebut. Tetapi saat itu saya tidak mengenal dengan istilah ilmu hikmah instan. Yang saya tahu untuk menguasai ilmu-ilmu tersebut saya harus menjalani proses berupa adab dan tata cara yang berbeda dari masing-masing keilmuan yang berbeda pula. Saya juga masih ingat bagaimana saya harus mengulang metode latihan pernafasan yang sama minimal selama hampir satu tahun untuk bisa mendapatkan hasil dalam satu tingkatan di salah satu perguruan bela diri pernafasan. Jadi tidak dengan cara instan. Sebenarnya ilmu hikmah tidak berbeda dengan ilmu-ilmu yang lain seperti dalam bidang akademis. Bila di ilmu akademis ada jurusan ekonomi yang meliputi manajemen dan akuntansi, jurusan teknik yang meliputi teknik sipil, teknik elektro, teknik elektronika, teknik industri, teknik kimia dan lain sebagainya. Di mana dalam mempelajarinya perlu waktu dan proses yang tidak bisa dikatakan instan untuk bisa menguasainya dan menjadi mahir. Termasuk bagi anda yang belajar ilmu hikmah dengan cara atau metode isian atau transfer energi, setelah selesai isian atau transfer energi tetap ada proses belajar untuk bisa menjadi mahir dan menguasai dari masing-masing keilmuan yang menjadi bagian dari ilmu hikmah tersebut. Jadi tidak serta merta langsung bisa dan menjadi pakar atau tenaga ahli kemudian langsung bisa membuka profesi menjadi paranormal atau ahli spiritual. Akhirnya semua kembali lagi kepada proses belajar. Demikian juga berdasarkan keilmuan para lulusan akademis tersebut juga akan bekerja berdasarkan bidang keilmuan yang disebut dengan Profesi. Meskipun untuk saat ini banyak sekali para sarjana yang lulus kuliah bekerja tidak sesuai dengan bidang keilmuan pada saat di bangku kuliah. Dalam sebuah profesi masing-masing punya spesialisasi, sebagai contoh seperti halnya praktisi kesehatan. Praktisi kesehatan di Indonesia ada dokter, perawat dan bidan. Untuk dokter masih ada dokter umum dan dokter spesialis. Dalam bidang spesialisi kesehatan ada spesialis penyakit dalam, spesialis urologi, spesialis andrologi, spesialis anak, spesialis THT, spesialis saraf, spesialis mata, spesialis kulit, spesialis bedah mulut dan lain sebagainya. Untuk predikat ada dokter kulit, dokter kandungan, dokter gigi dan lain sebagainya. Sama halnya dalam ilmu hikmah, masing-masing pelaku dan praktisi ilmu hikmah pasti mempunyai salah satu keahlian atau kemahiran di dalam salah satu keilmuannya. Ada yang mahir dalam ilmu pengobatan, ilmu kesaktian, kejadugan dan kadigdayan, ilmu terawangan, ilmu rajah dan lain sebagainya. Sebagai contoh KH. Maksum Jauhari yang lebih dikenal dengan sebutan Gus Maksum dari Lirboyo Kediri beliau sangat menguasai dalam bidang ilmu kesaktian, kejadugan dan kadigdayan. Tetapi beliau kurang menguasai dalam ilmu pengobatan. Karena dari awal belajar Gus Maksum yang dipelajari adalah tentang ilmu kesaktian, kejadugan dan kadigdayan selain juga ilmu agama. Sebagai contoh lagi, pada saat saya belajar di salah satu perguruan bela diri pernafasan hasil latihan saya dengan hasil latihan teman satu perguruan saya berbeda. Saya unggul di ilmu getaran dan teman saya lebih unggul di ilmu power untuk mematahkan benda-benda keras. Dan itu juga berlaku juga untuk praktisi spiritual atau ilmu hikmah. Mereka masing-masing pasti ahli di salah satu bidang ilmu hikmah. Tidak bisa menguasai semua bidang ilmu hikmah dan menjadi mahir, ahli atau pakar dalam semua bidang ilmu hikmah. Mengapa bisa demikian ? Semua itu dikarenakan masing-masing orang memiliki bakat atau talenta sendiri-sendiri. Sederhana dan mudahkan jawabannya… Dan memang begitulah adanya. Sumber Rahasia Riyadhoh Ayat Kursi Baca juga Rahasia Tersembunyi Bacaan Ayat Kursi per Kata Berbagilah dengan teman-teman anda tulisan ini di Facebook, Twitter, Email dan lainnya dibawah ini. Semoga menjadi keberkahan dan keberlimpahan Ridho Allah untuk kita semua. Navigasi pos
ilmu kebal gus maksum